Jakarta, CNBC Indonesia – Selatan-Selatan menjadi salah satu hal yang ditanyakan panelis kepada calon presiden (capres) dalam debat ketiga yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (7/1/2024). Panelis mempertanyakan apa pandangan dan juga rencana yang akan dilakukan para capres dalam menjalin hubungan diplomasi dengan negara-negara Selatan-Selatan.
Lalu apa itu Selatan-Selatan?
Selatan-Selatan dapat diartikan sebagai negara-negara berkembang. Secara geografis, negara-negara berkembang dunia memang berada di bagian Selatan bumi seperti Amerika Selatan, Afrika, Asia Selatan, serta Asia Tenggara.
Indonesia diketahui memiliki sejarah panjang dengan Dunia Selatan. Hal ini sudah dimulai ketika Indonesia menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955. Tercatat, hasil dari pertemuan tersebut menjadi dasar solidaritas dan kerjasama negara berkembang yang saat itu baru terbebas dari kolonialisme.
Pandangan Capres Terkait Selatan-Selatan.
Menurut Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo, Selatan-Selatan punya potensi yang luar biasa. Indonesia, menurutnya, dapat memanfaatkan hal ini untuk bekerja sama dan mengembangkan potensi industri-industri seperti baterai mobil listrik.
“Ambil satu saja, teknologi baterai, untuk bekerja sama dengan Selatan-Selatan kita bisa kolaborasi, lalu lithium dengan Argentina,” papar capres yang juga merupakan Mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
“Kalau kita konsen, ini kekuatan ekonomi besar, ini menyiapkan lapangan kerja, kita jemput bola. SDM, ini akan berdampak, satu lapangan kerja, dua daya beli baik, lalu mereka ikut dapat pekerjaan karena ada pekerjaan yang disiapkan pemerintah Indonesia.”
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengatakan saat ini Indonesia telah menjadi panutan negara Selatan-Selatan. Ini disebabkan keberhasilan RI dalam menjaga ekosistem ekonomi.
“Jadi leadership kita akan tercermin dan ter impact oleh keberhasilan kita mengelola kemiskinan di negara kita, rakyat kita, menjadi negara industri. Itu yang akan membuat kita memimpin dunia Selatan,” papar capres yang juga mantan Danjen Kopassus.
Di sisi lain capres nomor urut 1, Anies Baswedan, menegaskan bahwa presiden Indonesia haruslah membawa agenda negara Selatan dengan baik dalam forum-forum dengan negara-negara besar dunia.
“Presiden jadi panglima diplomasi bukan hanya menjadi penonton dan membawa ini agenda Selatan-Selatan. Misalnya kita berhadapan dengan climate crisis yang biaya menghadapi itu tinggi sekali dan kita bicara dengan Selatan-Selatan yok kita bicara dengan Utara bagaimana membiayai climate crisis sebagai satu kesatuan. Indonesia (akan) jadi pemimpin Selatan-Selatan,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu. https://cerahkanla.com/